beritakepri.id, TANJUNGPINANG — Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau H.TS. Arif Fadillah mengatakan sebagai daerah perbatasan yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga, tentunya Kepri akan mendapatkan luberan siaran. Siaran siaran itu bisa dari Singapura maupun Malaysia yang memiliki kualitas dan pilihan siaran yang lebih baik.
“Ini harus kita antisipasi karena konten dari siaran tersebut bisa jadi memberi efek yang tidak baik. Oleh karena itu, penyelenggara penyiaran saat ini harus mampu dan cepat bertransformasi dari layanan TV Analog ke TV Digital, yang mana kualitas gambar dan siarannya tentunya labih baik. Dengan kualitas penyiaran lokal yang lebih baik tentunya kita berharap siarannya akan jadi pilihan utama bagi penonton kita di daerah, khususnya perbatasan,” Ujar Arif saat membuka kegiatan Sosialisasi Televisi Digital di Hotel Aston, Tanjungpinang, Kamis (25/4).
Migrasi dari analog ke Digital menurut Arif merupakan sebuah keniscayaan seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan dilaksanakannya migrasi ini diharapkan dapat menumbuhkan industri konten atau industri kreatif terutama rumah-rumah produksi untuk memenuhi kebutuhan konten bagi lembaga penyiaran di TV Digital.
“Perubahan ini tentunya akan berdampak pada bertumbuhnya industry konten dan industri kreatif di Kepri. Kita tentunya berharap pertumbuhan ini bisa membuka lapangan kerja baru bagi generasi milinial di Kepri,” harap Arif.
Kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Arif menyampaikan terimakasihnya kerana telah menjadikan Kepulauan Riau menjadi pilot project untuk ujicoba siaran digital di perbatasan.
“Terimakasih kami ucapkan kepada Kementerian Kominfo. Harapan kami program ini bisa segera dilaksankan sehingga kualitas penyiaran di Kepri tidak semakin tertinggal kualitasnya penyiaran dari negeri tetangga,” Ucap Arif.
Sementara itu Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kominfo Ahmad M. Ramli mengatakan teknologi adalah sesuatu yang sifatnya dinamis, tidak statis. Teknlogi berubah sangat cepat, oleh karena itu lembaga penyiaran juga harus berbenah diri, tidak bisa puas dengan keadaan yang sekarang.
“Transformasi digital berubah sangat cepat. Oleh karena itu kita juga harus berubah. Jika tidak berubah atau bergerak maka kita akan semakin ketinggalan, dilupakan bahkan mati,” ujarnya.
Diakui oleh Ahmad Ramli, perkembangan TV digital saat ini juga punya beberapa tantangan diantaranya menjamurnya program tontonan berupa apliaksi yang sangat mudah diakses seperti YouTube, Netflix, Facebook, Twitter dan aplikasi streaming gratis lainnya. Namun dirinya meyakini TV tidak akan ditinggalkan oleh penontonnya karena konten yang disiarkan oleh TV lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena diawasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia.
“Sekarang banyak muncul berita hoaks di berbagai media sosial yang informasinya tidak jelas. Oleh karena itu pada situasi ini Televisi tetap dibutuhkan oleh semua sebagi media pembanding dan pemberi informasi yang lebih akurat, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan,” terangnya.(BK/R)