Beranda Berita Utama Memilih Saham Menggunakan Analisa Fundamental

Memilih Saham Menggunakan Analisa Fundamental

0

beritakepri.id, JAKARTA – Ketika seorang investor memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal,setiapindividuyang memilih instrumen investasi seperti saham, perlumelakukananalisis terhadap instrumen yang akan dipilih. Ada dua jenis analisis yang biasa digunakanoleh para investor, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis fundamental biasa dijuluki “Hope”, karena dilatarbelakangi pada analisis jangka panjang.Sementara, analisis fundamental sering disebut dengan “Current”, karenadiperlukan analisis pada peristiwa yang terjadi saat ini. Kita akan membahas analisis fundamental yang meliputi analisis terhadap ekspektasi kinerja saham, analisis industri, analisis makro dan mikro ekonomi, serta analisis jangka panjang.

Analisis fundamental penting untuk dipelajari, krena masing-masing sektor industri memiliki karakteristik sendiri mengenai siklus bisnisnya yang dapat menentukan kinerja dari perusahaan tercatat (perusahaan publik yang sahamya tercatat di Bursa Efek Indonesia, atau disebut dengan emiten). Sebagai contoh, terdapat emiten yang memiliki arus kas yang lancar setiap harinya dan memiliki utang jangka pendek berupa utang bahan mentah dalam jumlah besar, namun memiliki kinerja yang sehat. Di sisi lain, ada perusahaan tercatat yang pendapatan usahanya berdasarkan pembayaran project di akhir tahun, sehingga kinerja per kuartalnya terlihat kurang baik, namun kinerja keuangannya akan terlihat baguspada akhir tahun.

Baca Juga :  Tegas Larang Mudik, Menhub Siapkan Kebijakan Pengendalian Transportasi

Setiap perusahaan memiliki keunikan kinerja bisnis dan keuanganyang perlu dianalisis untuk dipelajari. Dengan mempelajari hasil analisis fundamental, seorang investor dapat memahami berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan, yang tujuannya untuk mengetahui ekspektasi kinerja perusahaan dan harga sahamnya di masa depan.

Analisis fundamental juga mencakup lingkup ekonomi, hal ini dikarenakan kinerja setiap perusahaan juga dipengaruhi oleh situasi perekonomian di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Analisis ekonomi mempelajari potensi perekonomian suatu negara di masa mendatang dengan menggunakan data historis maupun data terkini. Variabel minimal dalam analisis ekonomi mencakup Produk Domestik Bruto (PDB),agregat barang dan jasa yang telah diproduksi oleh ekonomi nasional dalam suatu periode tertentu,dan inflasi yang menjadiindikator kenaikan harga barang dan jasa yang diproduksi oleh sistem ekonomi dalam periode tertentu.

Selain itu,analisis ekonomi juga mengukur tingkat bunga yang menjadiindikator biaya modal dalam suatu sistem ekonomi sebagai data pembanding untuk mengukur tingkat keuntungan investasi. Selain itu, tingkat bunga akan menggambarkan fluktuasi nilai tukar yang menjadiindikator nilai rupiah dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Baca Juga :  Jaminan Perlindungan Investor dari OJK & Indonesia SIPF

Analisis industri juga dibutuhkan untuk mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sektor industri terhadap sektor lainnya, serta mengidentifikasi perusahaan-perusahan yang mempunyai potensi pada suatu sektor industri tertentu. Beberapa indikator penting dalam analisisindustriterdiri dari penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi dan inovasi. Tujuandari analisis ini ialah untuk menilai prospek industri di masa mendatang. Kelompok analisis industri terdiri atasgrowth industry,defensive industrydan cyclical industry.

Analisis keuangan perusahaan dapat dilakukan salah satunya dengan mengamatilaporan keuangan Perusahaan Tercatat. Sebagai informasi, Perusahaan Tercatat setiap tahun wajib menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasi kepada publik sebanyak empat kali, dan minimal satu kali diantaranya merupakan laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik pasar modal. Analisa rasio keuangan perusahaan minimal terdiri dari atas rasio likuiditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio rentabilitas (profitability ratios), rasio solvabilitas (solvability ratios) dan rasio pasar (market ratios).

Rasio Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities). Rasio Aktivitas adalah kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aset-aset yang dimilikinya (Total Assets Turnover = Net Sales/ Averaged Total Asset). Rasio Rentabilitas menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan (Net Profit Margin = EAT/ Net Sales). Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage (Debt Ratio = Total Debts/ Total Assets).

Baca Juga :  Optimis Menyambut Investasi Saham 2023

Sementara,rasio pasar menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham, yang terdiri atas PBV = Price Book Value per Share, PER = Price Earning per Share,dan EPS = Laba Bersih/ Jumlah Saham Beredar.

Setelah melakukan analisis keuangan perusahaan, analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis pasar, investor bisa menyeleksi serta memilih saham-saham yang hendak dijadikan instrumen investasi atau dimasukkan ke dalam portofolio investasi. Setiap perusahaan sekuritas mengeluarkan hasil analisis fundamental dari setiap perusahaan. Dengan begitu, para investor akan dimudahkan dalam prosesmempelajarinya. Berinvestasilah dengan pertimbangan analisa dari diri sendiri, dan jangan memilih saham hanyakarenamengikuti tren yang beredar di sosial media. Karena kenaikan harga saham yang berdasarkan aksi spekulasiseperti aksi “pom-pom saham”, berpeluang menyebabkan kerugian pada seorang investor.***

Penulis : Red/Bei
Editor : Edi Sutrisno

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here