Beranda Berita Utama Memilih Soerya – Iman, Menghargai Kegemilangan Sejarah

Memilih Soerya – Iman, Menghargai Kegemilangan Sejarah

0
Ketua Relawan Rumpun Melayu Sinergi, Rasyid Tab memasangkan tanjak kepada Soerya Respationo.

beritakepri.id, TANJUNGPINANG — Ketua Relawan Rumpun Melayu Sinergi, Rasyid Tab sepakat dengan pandangan salah satu keturunan Raja Riau-Lingga, budayawan Melayu asal Penyengat, Raja Malik Hafrizal soal memilih dan menentukan pemimpin pada Pilkada 9 Desember mendatang. Untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, Rasyid dan timnya menjatuhkan dukungan kepada pasangan nomor urut 1, Soerya Respationo dan Iman Sutiawan.

Rasyid yang juga merupakan Ketua Majelis Rakyat Kepri ini menilai, pasangan Soerya – Iman menjadi harapan baru, motor penggerak menjulang kegemilangan budaya Melayu. Dia yakin, kejayaan tamaddun Melayu akan mencapai puncaknya dibawah kepemimpinan Soerya – Iman. Kepada mereka, banyak harapan digantungkan, banyak ingin hendak diwujudkan. Melabuhkan pilihan kepada pasangan ini juga dapat disandingkan sebagai sebuah sikap menghargai dan menjunjung kegemilangan sejarah.

“Dalam setiap silaturahmi ke masyarakat, ada kesepahaman yang dapat disimpulkan bahwa memilih pemimpin semestinya menggunakan pemikiran terbuka. Melihat komitmen dan harapan kedepan tanpa meninggalkan jejak sejarah. Masyarakat tidak minta sesuatu yang berlebihan. Intinya adalah pemimpin yang jujur, berwibawa, adil, mengayomi, dan memikirkan kesejahteraan rakyat,” ungkap Rasyid.

Baca Juga :  Dapat Simpati Masyarakat, Tim Sinergi Kampanye Dengan Cara Unik

Pasangan Soerya – Iman di mata mantan anggota DPRD Kabupaten Kepri ini adalah pasangan yang tepat menggantungkan harapan dimaksud. Dari visi misi yang disampaikan, jelas kemana arah Provinsi Kepri akan dibawa. Terhadap kemajuan budaya Melayu pun, pasangan ini berkomitmen sepenuh hati.

Soal sosok Soerya Respationo yang notabene bukan lahir di Kepri, berdarah Jawa, tak semestinya dicap tak memiliki komitmen terhadap kemajuan Kepri. Sudah banyak sumbangan tenaga dan pikirannya dalam proses pembangunan Kepri sampai hari ini. Itu sepatutnya diapresiasi dan didukung demi kepentingan bersama.

Sepanjang silaturahmi yang dilakukan Relawan Rumpun Melayu Sinergi di tengah masyarakat, tidak pernah muncul perdebatan dalam memilih dan menentukan pemimpin. Misalnya berasal dari mana, atau dalam kata lain bukan Melayu, karena Kepri adalah tanah Melayu, itu tak pernah didengar. Bahwa isu tersebut ada, memang dihembuskan kelompok tertentu secara sengaja karena tak ingin sosok yang mereka dukung kalah dalam kontestasi.

Baca Juga :  Ansar Hadiri Upacara Penutupan Dikmaba & Dikmata PK TNI AL Angkatan XLI 2021

“Mengutip pandangan seorang budayawan terkemuka alam Melayu, Tenas Effendy, yang kerap digaungkan kembali oleh Wakil Ketua Rumpun Melayu Sinergi, Raja Malik Hafrizal dalam tiap kesempatan, Melayu itu adalah masyarakat yang terbuka. Tak terkecuali dalam memilih dan menentukan pemimpin. Manifestasi dari keterbukaan itu, di antaranya terlihat dari bukti sejarah bahwa sejumlah pemimpin (raja-raja dan pembesar negeri Melayu) asal-usulnya ‘bukan Melayu’ dalam pengertian etnik,” ujar Rasyid.

Hakekat keterbukaan itu, yang menyebabkan Melayu dan ke Melayuan berkembang, dinamis dan luas, baik dalam kesejarahan maupun kemajuan. Dan kebesaran Melayu terletak pada kemampuan orang dan masyarakat Melayu itu sendiri untuk membuka diri, meluaskan wawasannya. Bukan menjauh dan mengasingkan diri. Ianya harus masuk dan menyelam ke dalamnya, lalu mengisinya dengan roh dan warna Melayu.

Baca Juga :  Mau Bagi Sembako Sebelum Ramadan, Isdianto Minta Data dan Pesan Jangan Mainkan Anggaran

“Masyarakat Melayu sejak dahulu telah diceritakan sebagai orang yang terbuka dan mudah membuka diri terhadap potensi kemajuan. Bahkan, kegemilangan alam Melayu sejatinya
terjadi ketika masa-masa pertautan budaya berlangsung dari berbagai belahan dunia sehingga menimbulkan peradaban yang tinggi,” jelasnya.

Rasyid mengimbau, semua pihak hendaknya dapat menjaga kondusifitas Kepri baik menjelang Pilkada maupun sesudahnya. Jangan memprovokasi, hindari cara-cara tidak baik dalam berkampanye, jangan memaksa kehendak dan kepentingan suatu golongan. Kedepankan sopan santun karena bumi Melayu telah mengajarkan banyak hal tentang itu.

“Menjadi harapan kita semua, proses pesta demokrasi memilih pemimpin di tanah Melayu ini benar-benar menghasilkan apa yang dibutuhkan, sehingga kegemilangan Kepri dari segala aspek bukan sebatas cita-cita,” tutupnya.(BK/R)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here