Beranda Kepri Anambas Nurdin Basirun Sambangi Pulau Bawah

Nurdin Basirun Sambangi Pulau Bawah

1
Gubernur bersiap bertolak ke Pulau Bawah menggunakan seaplane

Apa jadinya kalau Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) ngebolang? Tiga hari, orang nomor satu di Kepri ini ngetrip ke Pulau Bawah, menikmati eksotika gugusan pulau terindah di Asia itu dengan gaya.

Setelah sempat dua kali gagal beranjangsana ke Bawah Island Resort, Nurdin Basirun akhirnya, berhasil menjejakkan kaki ke resor yang baru aja menyabet penghargaan bergengsi “Tatler Travel Award 2017” itu.

Perjalanan dinas gubernur kali ini terbilang istimewa sebab tidak sendiri, tapi ditemani sejumlah pejabat teras: Syamsul Bahrum, Phd, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Drs Raja Ariza, Asisten Pemerintahan, Kabag Protokoler Drs Junaidi dan tak luput juga Kepala Dinas Pariwisata

Gubernur menyusuri hutan

Provinsi Kepri Drs Buralimar.

Menaiki seaplane, rombongan gubernur ini bertolak dari Bandara Hang Nadim, didampingi langsung Tim Hartnoll, owner Pulau Bawah, menuju Bandara Letung, Jemaja. Gubernur sempat diajak terbang rendah, berputar melintasi gugusan Pulau Bawah sebelum akhirnya mendarat di Bandara Letung.

Nurdin Basirun sebenarnya pernah berniat untuk mengunjungi Pulau Bawah, namun dalam dua kali kesempatan, selalu gagal. Pertama karena dihadang ombak besar dan yang kedua, lantaran kapal yang ditumpanginya tidak bisa labuh jangkar. Di kesempatan kedua itu, sejatinya ia sudah berada di beranda depan Pulau Bawah. Ia bertolak dari Tarempa menaiki kapal perang bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, untuk sebuah kegiatan simulasi TNI yang kebetulan menjadikan Pulau Bawah sebagai zona eksekusi latihannya.

“Bapak itu sudah di perairan depan Pulau Bawah. Cuma tidak turun. Bersama panglima, beliau ada di dalam kapal. Lagian, Pulau Bawah juga tidak kelihatan. Lah, kami sampai sana kan masih subuh buta,” urai Junaidi, Kabag Protokol.

Di atas Yacht Kemana IV, tiba di laguna Pulau Bawah

Nah, baru di kesempatan ketiga itulah, akhirnya gubernur benar-benar bisa sampai di Pulau Bawah, atas undangan Tim Hartnoll. “Tempat ini luar biasa,” lontar sang gubernur begitu kakinya menjejak pelantar bercabang dua yang berada persis di antara dua laguna yang dimiliki Pulau Bawah.

Disambut Tom Blachere, GM Bawah Resort, dan juga sejumlah staf, gubernur dan rombongan tiba sekitar pukul 01.00WIB. Setelah berehat sejenak dan bersantap siang di “Treetop Restaurant,” gubernur diajak snorkeling ke area sekitaran jetty. Bersamanya, ada Tim Hartnoll dan Tom Blachere. Pun tidak ketinggalan, Syamsul Bahrum, Raja Ariza, Buralimar dan Junaidi.

Mengenakan life jacket dan snorkeling gear lengkap, begitu sampai ujung jetty, gubernur langsung menceburkan diri ke laut. “Kalau bapak, sudah lah biasa. Anak laut. Ketemu air, apalagi bening macam ini, langsung nyemplung,” cletuk Syamsul Bahrum. Benar saja, dalam hitungan beberapa menit, sang gubernur sudah berada lima hingga enam tombak dari jetty. Lima belas menit kemudian, bersama Tim, gubernur sudah melipir hingga ke tepian pasir, pantai Pulau Elang. Keduanya duduk melepas lelah sembari memandangi dinghy yang kami tumpangi.

di look up point..sisi Tengah Pulau Bawah

“Tengok, bapak sudah sampai pulau sebelah. Kita malah naik perahu. Penat juga snorkeling kalau tak biasa,” urai Buralimar. Kami pun terkekeh.

Sejurus kemudia, dinghy yang kami tumpangi mulai menghimpit tepian Pulau Elang. Tapi, belum lagi sempat mendekat, gubernur bersama Tim bangkit, tanpa sepatah kata, langsung merangsek masuk kembali ke air, berenang menuju ke arah jetty.

Sore hingga menjelang petang itu, gubernur benar-benar larut menikmati eksotika bawah laut di laguna Pulau Bawah. Meski sudah pun menapakkan kaki di jetty, ia malah mengajak berenang ke tepi pantai yang menghadap deretan beach villa. Tak cukup di situ, tanpa menyisakan waktu rehat, ia mengomandoi kami agar bergerak mengeksplor sisi pantai.

Sampai di ujung pantai, melihat deretan kanu yang tertata di sisi kiri boathouse, naluri “anak laut” gubernur pun membuncah. “Ambil tarik kanu itu ke sini,” pitanya kepada Azri, staf Bawah Resort. Sejurus kemudian, ia sudah berada di atas kanu dan mulai mendayung. “Aku jadi macam Ibu Susi saja ya. Kalau begini, biar aku jadi Menteri Kelautan saja,” celetuknya.

Di temaran senja, gubernur bak anak kecil yang tengah menemukan mainan: mengayuh kanu berputar-putar, diikuti Buralimar, Raja Ariza dan Syamsul Bahrum. Hingga ketika kilau senja meredup, mereka menepi dan langsung beringsut menuju boat house dan menyempatkan menyeruput teh sebelum bertolak menuju beach villa masing-masing.

Malamnya, di tempat yang sama, gubernur dijamu Tom dan Tim bersantap. Suasana hangat dan penuh keakraban terpancar di momen bersantai ini. Dalam beberapa kesempatan, gubernur lontarkan guruan yang membuat kami tergelak. Dalam kesempatan lain, mimik serius terpancar dari mukanya ketika pembicaraan mengerucut ke arah isu-isu penting, seperti rencana pengembangan infrastruktur pendukung Bandara Letung, pendirian CIQP, penguatan jaringan komunikasi di Anambas hingga hal-hal lain terkait investasi di Anambas termasuk pengusulan Anambas menjadi Special Economic Zone (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata.

di look up point sisi Barat Pulau Bawah

Paginya, seperti yang telah dijadwalkan, Tim mengajak gubernur dan rombongan trekking menerabas hutan menuju look up point, titik pandang tertinggi di Pulau Bawah. Kami berjalan pelan, menapaki jalur setapak yang dijajari pepohonan lebat. Hutan tropis yang berada di pulau utama di gugusan Pulau Bawah ini memang masih alami. Di sepanjang trekking line, beberapa kali kami temui pohon hutan berukuran besar berdiri menjulang. Di sejumlah titik, pepohonan jangkung itu bahkan tumbuh amat berdekatan, hingga tidak memberi celah sedikit pun cahaya matahari menerobos sebab tertutup oleh rimbunan cabang dan dedaunan yang lebat.

Setengah jam lebih, sampai kami di sisi Barat pulau. Ini lah satu dari tiga titik padang terbaik yang dimiliki Pulau Bawah. Begitu menjejak West Lookup Point ini, gubernur melontarkan teriakan keras sembari mengepalkan tangan ke arah depan. Gurat penat di mukanya yang dipenuhi keringat, seolah terhapus oleh sajian view menakjubkan yang kini berada di depannya. “Hilang penat bapak itu. Pemandangan di depan kita ini memang ciamik,” sebut Buralimar.

berkano

Dari titik ini, memang tersaji sekeping aerial view Pulau Bawah yang menakjubkan. Perpaduan antara deretan pantai berpasir putih, laguna dan sebuah pulau berbatu yang teronggok di tepi ujung. Dibaluti cerah cahaya matahari dan langit yang membiru, view yang kami dapati pagi itu, benar-benar sempurna.

Tak membiarkan kami lama-lama terpukau, Tim lalu memberi aba-aba untuk segera bergerak ke arah look up point yang berada di area Utara. Hanya butuh waktu lima belasan menit, kami sampai pada lokasi dimaksud. Sama halnya ketika berada di West Look up Point, di titik pandang utama ini, gubernur tak henti-hentinya berdecak kagum, memandangi bentangan air laut bergradasi biru dan hijau pirus yang dionggoki Pulau Elang, Lidi, Sanggah dan Murbah. Berhias dua laguna dan sebuah jetty memanjang bercabang dua yang menjorok ke laut, pemandangan di titik ini, memang tak terbantahkan eloknya.

“Bapak berdiri di sini. Tangannya pegangan ya ke batang pohon. Biar saya foto,” pinta Junaidi. Gubernur pun menuruti “perintah” Kabag Protokol itu yang memintanya bergeser sedikit ke tepi batu yang menghadap langsung ke laguna. Tangan kirinya memegangi dahan pohon sementara tangan kanan, mengacungkan jempol. Klik! Sambil tersenyum, ia menyeletuk, “Wah, kalau jadi model Pulau Bawah macam ini, mahal ini bayarnya!”

selamat tinggal pulau bawah

Waktu yang berbatas, akhirnya memaksa kami segera beringsut. Bergegas menuruni bukit, menapaki jalan setapak, menuju ke arah pantai. Di jalan pulang ini, gurat-gurat wajah sumringah kentara terlihat karena kami “terbebas” dari keharusan mendaki ke atas. Apalagi mata kami baru saja dimanjakan oleh pemandangan natural Pulau Bawah yang ciamik.

Sampai di sisi pantai dan setelah berehat sejenak, rombongan gubernur pun bersiap-siap meninggalkan Pulau Bawah. Diiringi Tim, Tom dan belasan staf, gubernur berjalan pelan menuju ujung jetty. Telah menunggu “Kemana IV,” yacht bertipe power boat yang sejak pagi standby untuk membawa kami berlayar menuju Bandara Letung.

Siang itu, lawatan gubernur diakhiri dengan lambaian tangan dan sunggingan senyum Tim, Tom dan seluruh kru Pulau Bawah. “Sampai jumpa lagi, pak,” sebut Tom. Sang gubernur tersenyum. Tangannya diangkat ke atas, dilambaikan ke arah mereka. Perlahan, “Kemana IV” beringsut dan akhirnya benar-benar menjauhi gugusan Pulau Bawah. (Edi Sutrisno)

1 KOMENTAR

  1. Seandainya pak Nurdin bukan gubernur jangan pernah berharap bisa bebas datang ke sini. Pulau Bawah sudah jadi milik pribadi oleh orang asing dengan judul investor. Anak bangsa tidak bisa lagi menikmati keindahan nya kecuali bayar puluhan juta untuk satu malam padahal cuma mau keliling di Laguna nya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here