beritakepri.id, TANJUNGPINANG-Ditengah gencarnya polemik pengadaan Laptop di dinas pendidikan tahun anggaran 2019, muncul pendapat berbeda dari Pengamat Pendidikan Kepri Suryadi.
Suryadi mengatakan heran dengan gencarnya pemberitaan pengadaan laptop di dinas pendidikan.
“Ada apa sebenarnya, saya justru menduga pemberitaan ini ada aroma politiknya menjelang Pilkada”.
Dugaan ini tidak terlepas dari pemberitaan sebelumnya dimana ada pernyataan dari Plt Gubernur ingin mengganti semua pejabat disdik di salah satu harian online di kepri.
“Saya kira ini ada hubungannya dengan kepentingan politik. Karena tanpa alasan yang jelas, tiba tiba ada wacana resuffle besar2an di dinas pendidikan. Barangkali selama ini pejabat pejabat yang duduk di dinas pendidikan bukan orang orangnya plt Gub”.
Ketika ditanya soal tuduhan beberapa pihak ada kejanggalan dalam pengadaan laptop di disdik kepri dengan kaitannya dengan isu resuffle, ia tidak menampik ada benang merahnya.
“Jadi gini ya, dalam kondisi biasa, sulit seorang kepala daerah untuk melakukan resuffle seperti itu. Kecuali pejabat yang dimaksud dianggap “bermasalah” dari sisi kinerja, jadi ada alasan untuk mengambik tindakan resuffle”.
Namun Suryadi mengingatkan agar Kepala Daerah hati hati dalam mengambil tindakan, karena tuduhan tersebut baru bersifat dugaan, dan tidak gegabah mengambil sikap untuk melakukan resuffle.
“Sebaiknya plt Gub juga adil dalam menilai kinerja anak buahnya, karena kita tahu Indeks Pembangunan Manusia kita saat ini terbaik nomor tiga di Indonesia, ini tidak terlepas dari capaian kinerja dari Dinas Pendidikan Propinsi Kepri”.
Dikutip dari beberapa media, Pengadaan Laptop di dinas pendidikan tahun anggaran 2020, dilaksanakan melalui melalui e-catalog yang harga dan spesifikasinya telah ditetapkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP).(BK/R)
