beritakepri.id, TANJUNGPINANG — Pulau Penyengat punya gawai besar pada awal Juli mendatang. Tepatnya, pada 5–7 Juli atau selama tiga hari tiga malam akan digelar Festival Raja Ali Haji (RAH) yang rencananya dipusatkan di kawasan Balai Adat Pulau Penyengat.
Ketua Organisasi Pemuda Penyengat (OPP), Tohar Fahlevy, menyatakan Festival RAH tahun ini merupakan pengembangan dari gawai serupa yang pernah dihelat pada 1996. “Jadi 28 tahun lalu, pernah ada kegiatan Hari Raja Ali Haji di sini. Semangatnya dari situ,” ujar Tohar, Kamis (20/6/2024) petang.
Semangat itu kemudian disambut baik oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri yang menjadi penaja utama. Sementara OPP, kata Tohar, akan lebih banyak bertindak sebagai panitia lokalnya. Meski begitu, Tohar menegaskan festival ini bukan milik Pemprov Kepri atau OPP semata, melainkan milik siapa saja yang peduli bahwa Penyengat adalah bagian penting sekaligus sentral dari pembangunan daerah ini.
“Termasuk para pengusaha. Kami mengajak mereka untuk urun bagian pada festival besar ini. Bagaimanapun, membangun Tanjungpinang tidak akan bisa melepaskan diri dari kebudayaan, dan Penyengat adalah pusat kebudayaan kota kita,” tegas Tohar.
Husnizar Hood, budayawan yang terlibat pada Hari Raja Ali Haji tahun 1996, membeberkan bahwa kesuksesan hajatan 28 tahun lalu itu tak lepas dari sinergitas banyak kelompok.
“Waktu itu kita masih bagian dari provinsi Riau, dan semua elemen, termasuk kalangan swasta, ikut berpartisipasi pada acara itu. Jadilah ia acara yang besar dan penting,” bebernya.
Dalam pandangannya, membangun Penyengat adalah membangun kebudayaan. Kerja-kerja kebudayaan di Tanjungpinang tanpa melibatkan Penyengat adalah omong kosong belaka. Terlebih, tambah Husnizar, pada festival kali ini yang dirayakan adalah ketokohan dan jasa-jasa Raja Ali Haji.
“Yang berutang jasa pada Raja Ali Haji itu bukan cuma golongan seniman, tapi semuanya, bahkan bangsa ini. Bahasa Indonesia yang kita pakai sehari-hari juga tidak lepas dari peran besar Raja Ali Haji,” tegasnya.
Festival RAH di Penyengat akan disemarakkan lewat ragam acara selama tiga hari tiga malam. Termasuk di antaranya adalah alih wahana Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji dalam format tari, lalu ada juga pentas musik bersama Dermaga Musica juga Staman Penyengat, kemudian pameran buku dan naskah klasik, dan masih banyak lagi.
Bahkan, dari informasi yang diterima, Gubernur Ansar Ahmad juga akan unjuk kebolehan membaca gurindam pada acara ini.***
Penulis : Hasyim
Editor : Yusfreyendi