beritakepri.id, TANJUNGPINANG – Pembersihan saluran drainase melalui kegiatan padat karya yang digagas dan dimulai oleh Penjabat Wali Kota Tanjungpinang Hasan, S.Sos sejak Senin (4/12/2023) lalu, mulai memperlihatkan hasil. Sebanyak 600 anggota masyarakat dari keluarga pra sejahtera yang menjadi pekerja pada kegiatan padat karya, telah mengangkat sekitar 1.350 kubik sampah rumah tangga, plastik, botol bekas minuman, daun, kayu, dan jenis sampah lainnya. Sementara sedimen tanah dan lumpur yang berhasil dibersihkan melalui kegiatan tersebut, hingga Rabu (13/12/2023) telah terangkat sekitar 60 lori.
Penjabat Wali Kota Tanjungpinang Hasan, S.Sos melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang Teguh Susanto mengatakan, ribuan kubik sampah dan puluhan lori sedimen tanah bercampur lumpur yang terangkat dari saluran drainase memperlihatkan fakta bahwa salah satu penyebab munculnya banjir adalah tersumbatnya saluran drainase. Plastik dan botol bekas minuman, merupakan jenis sampah yang banyak ditemukan di parit.
“Penjabat wali kota mengharapkan peran aktif masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Berdasarkan kegiatan pembersihan dan normalisasi saluran drainase sejak 4 Desember lalu, banyak sampah plastik dan botol bekas minuman yang menyumbat aliran air drainase,” kata Teguh, Rabu (13/12/2023).
Menurut Teguh, sedimen berupa tanah bercampur lumpur paling banyak diangkat dari saluran drainase di sekitar Bintan Center. Dalam satu hari, pekerja kegiatan padat karya berhasil mengangkat sekitar 6 lori sedimen tanah bercampur lumpur di lokasi tersebut.
Dilanjutkannya, kegiatan padat karya yang dilaksanakan dalam bentuk pembersihan saluran drainase secara manual itu telah mengurangi potensi terjadinya banjir di beberapa ruas jalan dan wilayah. Selain ingin memberikan dampak ekonomi pada warga pra sejahtera yang tergabung dalam beberapa kelompok swadaya masyarakat, ucap Teguh, Penjabat Wali Kota ingin pembersihan saluran drainase dilasanakan secara menyeluruh. Artinya, kegiatan padat karya dapat menjangkau kawasan yang lebih luas, termasuk parit-parit kecil di sekitar pemukiman warga.
“Banyak ditemukan parit atau saluran drainase yang sama sekali tidak berfungsi karena tertutup sampah. Kegiatan padat karya masih terus berlanjut. Atas instruksi penjabat wali kota, setiap akhir pekan seluruh ASN juga ikut melaksanakan gotong royong sesuai jadwal dan lokasi yang telah ditetapkan,” jelasnya.***
Penulis : Hasyim
Editor : Redaksi