beritakepri.id, TANJUNGPINANG – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencagahan Terorisme (FKPT) Kepri menggelar talk show hybrid, Rabu (31/3/2021). Talk Show bidang Hukum, Media dan Humas FKPT Kepri ini menghadirkan Kasubdit Kerjasama Mutilateral BNPT serta Nikolas Panama SH, MPd dari Antara serta Praktisi Media Anisa Putri Ayudya.
Kegiatan Talkshow yang menggunakan slogan Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coi) ini dibuka oleh Kolonel Kurniawan SE yang menjabat sebagai Kasubdit Kerjasama Mutilateral BNPT serta narasumber lokal Nikolas Panama SH, MPd dari Antara serta Praktisi Media Anisa Putri Ayudya.
Talkshow yang menggunakan slogan Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coi) ini dibuka oleh Kolonel Kurniawan SE dan diikuti perserta dari pers kampus beberapa perguruan tinggi di Kepri ini, puluhan wartawan serta pemilik media. Selain itu ada juga dari Babinkamtibmas, Babinsa para Kepala Desan dan dan Lurah. Yang dibahas dalam kegiatan ini adalah bagaimana memanfaatkan media sosial dengan hal hal yang bermanfaat.
Menurut Kolonel Kurniawan, aksi radikalisme yang terjadi banyak berawal dari status maupun komentar yang ada di media sosial. Ia berharap para penggiat media agar terus menyosialisasikan agar netizen memposting status yang bermantaat atau hal-hal yang penting saja.
Kolonel Kurniawan juga menyebutan FKPT merupakan unjung tombak BNPT dalam mengedukasi masyarakat agar bersama-sama mencegah aksi radikalisme dan terorisme. Menurutnya, FKPT merupakan perpangangan tangan BNPT di daerah-daerah dalam melaksanakan upaya pencegahan.
“Forum inilah yang mewakili BNPT dalam mencegah terorisme di daerah. Saat ini pengurus FKPT sudah ada di 32 provinsi. Kegiatan FKPT perlu melibatkan aparatur Desa dan Kelurahan karena mereka yang kesehari-hariannya bersentuhan langsung dengan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Ketua FKPT Kepri Dr Fauzi berharap kegiatan Bidang Media, Hukum dan Humas FKPT Kepri ini bisa mengurangi trend hoaks dan postingan yang tidak bermanfaat di media sosial yang bisa menciptakan disharmoni.
“Kebetulan peserta kita saat ini selain banyak dari pegiat media sosial, juga ada wartawan dan sejumlah pengusaha media, hingga harapan kita peserta yang kita libatkan di webinar ini bisa membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, khususnya dalam mencegah penyebaran hoaks dan mengedukasi netizen agar memprodukti konten-konten kreatif yang bermanfaat,” kata Fauzi.
Sementara, Nikolas Panama menyinggung pentingnya bisak bermedia sosial. Menurut Niko, meski ranah medsos rawan pelanggaran UU ITE, namun kesadaran pengguna medsos untuk memverifikasi data yang disebar masih sangat kecil. Bahkan, menurutnya, banyak postal yang menyerupai media massa mengunggah informasi-informasi yang menyebar kebencian.
“Kebebasan pers mesti diaturi pemerintah. dan produk pers itu mesti benar-benar diisi oleh wartawan yang punya kompetensi, hingga kepercayaan masyarakat terhadap pers akan terus terjaga,” sebutnya.
Dipenghujung acara Praktisi Media Anisa Putri Ayudya membedah kiat-kiat membuat postingan di medsos agar menarik dan bermanfaat. Bahkan, Anisa Putri Ayudya juga mendorong peserta takshow hybrid ini untuk menciptakan konten-konten kreatif yang bermanfaat hingga bisa menghasilkan pendapatan melalui iklan online.
Ketua Bidang Media Hukum dan Humas FKPT Kepri Zakmi menyebutkan, setiap tahun ada lima kegiatan FKPT Kepri yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat. Kelima kegiatan itu sosialisasi ke Aparatur Desa dan Media, sosialisasi Ke tokoh-Tokoh Agama, sosialisasi ke Pemuda dan pelajar dan sosialisasi ke Perempuan dan anak, serta melakukan penelitian keariban lokal yang cocok untuk pendekatan ke masyarakat dalam menciptakan kerukunan.
“Karena ini masa pandemi, hingga mayoritas kegiatan dilaksanakan secara online,” sebut Zakmi. (BK/R)