beritakepri.id, TANJUNGPINANG — Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan teroris dan radikalisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang dibentuk di setiap provinsi. Kemarin, Kamis (12/9), para tokoh agama, adat, akademisi dan pihak TNI dan Polri berkumpul di CK Hotel membedah upaya ekplorasi kearifan lokal agar bisa diterapkan maksimal di Kepulauan Riau. Kegiatan disejalankan dengan diseminasi hasil survei nasional dan penelitian eksplorasi kearifan lokal.
Ketua FKPT Kepri, Reni Yusneli yang membuka kegiatan di lantai 1 Hotel CK itu menyebutkan, terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok, agama dan jaringannya, namun lebih dari itu.
“Terorisme merupakan keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat. Menurutnya, terorisme juga bukan masalah rendahnya pendidikan, karena misalnya dr Asyari itu adalah orang pintar dan teroris juga tidak melulu karena masalah ekonomi, karena Osama Bin Laden merupakan orang yang kaya raya namun memilih menjadi teroris karena memiliki idologi yang menyimpang,” ungkap Reni.
Untuk menjaga orang di sekitar kita terhindar dari faham radikalisme, sebut Reni Yusneli, mesti terus dilakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik oleh orang tua, guru dan lingkungan.
Sementara Dr Fauzi, Kabid Penelitian FKPT Kepri menyebutkan, Kepri memiliki banyak kearifan lokal untuk membentengi generasi muda agar terhindar dari faham radikalisme. Budaya tutur lisan di Kepri cukup baik dan sebagai nilai perekat kebangsaan dan penangkal radikalisme. Selain itu, dari paparan temuan survei nasional efektivitas pola pendidikan keluarga pada anak dan diseminasi media sosial terhadap penanaman nilai-nilai agama, moral, kebhinnekaan sangat penting untuk terus diterapkan.
Tengku Fauzan, perwakilan BNPT mengatakan Indonesia merupakan negara terbaik dalam penanggulangan terorisme. Penelitian eksplorasi kearifan lokal ini dilakukan oleh seluruh FKPT di Indonesia untuk mencegah radikalisme dan melekatkan nilai-nilai kebangsaan.
“Ada beberapa penyebab orang melakukan aksi terorisme dari survei yang dilakukan terhadap mantan teroris dan tahanan teroris. Pertama ada karena alasan ideologi agama yang keliru, ada juga karena solidaritas komunal yang negatif, juga karena mentali serta ada karena ingin balas dendam. Untuk alasan karena situasional dan separatisme masih menduduki persentase paling bawah,” sebutnya.
Lalu dalam upaya pencegahan, sebut Fauzan, upaya FKPT, tokoh masyarakat dan pihak lainnya memberikan penanggulangan dan pencegahan hasil cukup baik karena persentase terorisme menurun menjadi 42,8 persen.
Di Kepri, ada banyak kearifan lokal yang ampuh alam menangkal terorisme dan radikalisme diantaranya Gurindam 12, pantun syair dan barzanji.(BK/R)