beritakepri.id, JAKARTA – Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro Wongkaren, mengatakan kendala besar yang masih kita alami saat ini adalah terkait masyarakat tidak ingin melakukan testing. Faktor penyebabnya diantaranta faktor budaya, faktor ekonomi dan stigma.
“Contoh dari segi ekonomi misalnya, beberapa pihak masih takut jika hasil positif, 14 hari kedepan tidak bisa bekerja, bila tidak bekerja kebutuhan hidup tidak akan terpenuhi, jadi rasa takut masih sangat besar,” katanya
Untuk itu Turro beranggapan setiap orang yang bersedia untuk menjalani tes Covid-18 adalah pahlawan. āKalau orang mau melakukan tes itu bagi saya adalah pahlawan. Karena dia tahu hasil tes tersebut untuk kepentingan masyarakat,ā ucap Turro dalam diskusi Masyarakat Bijak Sadar 3T di Media Center Graha BNPB Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Dia juga mengungkapkan adanya kebingungan di tengah masyarakat mengenai pemeriksaan Covid-19. “Testingnya yang kita sekarang ini masih suka membingungkan, bingung ini terkait dengan apa sih bedanya rapid tes dengan swab, kemudian rapid tes juga ada macamnya, intinya tasa khawatir yang masih sangat kuat sehingga nggak mau untuk test arau di uji, tuturnya.
” Stigma negatif jika terkonfirmasi Covid-19. Membuat orang takut kalau nanti dia ternyata positif atau reaktif. Apa yang akan orang katakan, apa kata orang kalau sampai dia kemudian positif Covid-19. Bagaimana kalau ternyata saya harus dikucilkan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, harus dipikirkan mengenai cara bagaimana supaya tes Covid-19 itu mempunyai makna lain. āMakna lain ya itu tadi, kalau Orang atau anda mau dites tuh sebenarnya bisa kita sebut sebagai pahlawan, karena demi kepentingan orang banyak, makan gelar pahlawan sangat pantas di berikan,” tutupnya.(BK/Cha)