Oeh: Untung Wahyudi
Selama tiga tahun terakhir, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menggulirkan program Merdeka Belajar. Program ini jadi salah satu program yang mendapat perhatian dari berbagai pihak karena menghadirkan berbagai inovasi demi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Sampai saat ini sudah ada 25 (dua puluh lima) episode Merdeka Belajar yang berhasil digulirkan oleh Kemendikbudristek. Salah satu program yang begitu membekas adalah beralihnya kegiatan belajar di saat pandemi Covid 19. Pada masa ini, kegiatan belajar mengajar yang lazim dilakukan dengan tatap muka harus berubah menjadi kegiatan daring (dalam jaringan). Guru mentransfer materi pelajaran lewat jarak jauh dengan memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada.
Meskipun sempat menuai pro dan kontra, karena belum meratanya fasilitas teknologi, khususnya satuan pendidikan yang berada di daerah 3T, program ini tetap dilaksanakan demi menekan angka penyebaran virus mematikan tersebut.
Untuk menjawab keluhan masyarakat, terutama para pendidik dan pelajar yang belum bisa mengakses teknologi atau mahalnya biaya kuota internet, Kemendikbudristek pun memberikan kuota internet gratis. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan untuk mengakses materi pembelajaran yang dilaksanakan lewat jarak jauh. Mengingat, saat pandemi semua orang harus lebih hati-hati terhadap penyebaran virus. Protokol kesehatan pun diberlakukan untuk mengantisipasi penyebaran corona.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menjelaskan bahwa keterbatasan paket data internet menjadi salah satu kendala pembelajaran jarak jauh. Kuota mahal dan jaringan yang sulit dijangkau, khususnya di daerah pedalaman, jadi masalah tersendiri bagi sebagian besar orang dalam pelaksanaan belajar daring. Selain masalah kuota internet, banyak orangtua yang mengeluh karena tidak semuanya mampu mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Apalagi, mereka harus membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak belajar.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Mendikbudristek meresmikan kebijakan bantuan kuota data internet pada tahun 2020 lalu. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu akses informasi bagi guru, siswa, mahasiswa, dan dosen, dalam menjalani PJJ selama pandemi.
Nadiem Makarim menjelaskan, terlaksananya kebijakan ini adalah hasil koordinasi antara Kemendikbudristek dengan pemangku kepentingan lainnya yakni Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Mendikbudristek berharap kebijakan ini bisa mempermudah akses internet, khususnya bagi yang berada di pedalaman.
Merdeka Belajar Berkelanjutan
Merdeka Belajar adalah program yang dilaksanakan demi kemajuan pendidikan. Mutu pendidikan harus diperbaiki seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Karena itu, Mendikbudristek berharap program demi program yang selama ini berlangsung tetap bisa berlanjut hingga menuai manfaat yang dirasakan oleh seluruh warga pendidikan.
Tegar Roli A., dosen luar biasa PPKn di FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto, juga berharap program Merdeka Belajar bisa dilaksanakan berkelanjutan. Program ini diharapkan bisa menjadi semangat dan inspirasi baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Menurutnya, sebagaimana dikutip dari laman tribunnews.com (10/8/2023), program ini memberikan ruang untuk berinovasi dan berkreativitas, serta mengembangkan minat dan bakat peserta didik.
Dalam pidatonya saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 lalu, sebagaimana dikutip dari antara.com (9/8/2023), Nadiem Makarim mengajak semua pihak untuk menyemarakkan Merdeka Belajar yang sudah dilaksanakan sejak tiga tahun terakhir. Menurutnya, layar yang sudah dibentangkan jangan sampai terlipat lagi. Para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, seniman dan pelaku budaya, juga peserta didik di seluruh Nusantara, adalah kapten dari kapal besar yang bernama Indonesia ini.
Dari pidato yang disampaikan Mendikbudristek, kita bisa memahami bahwa program Merdeka Belajar yang selama ini telah berlangsung harus tetap berkelanjutan. Jangan sampai program yang selama ini telah berlangsung dibiarkan menguap tanpa adanya evaluasi dan tindak lanjut. Semua itu menjadi PR bersama demi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Saran saya, para guru dan para pemangku kebijakan harus bisa saling mendukung dengan adanya program Merdeka Belajar yang sudah berlangsung. Meskipun masih belum bisa maksimal, setidaknya ada sebagian sekolah, pendidik, dan peserta didik yang merasakan dampak positif program demi program yang telah terlaksana selama tiga tahun ini. Pihak Kemendikbudristek pun perlu memberikan apresiasi terhadap sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan, yang telah berhasil melaksanakan program demi program tersebut. Dengan begitu, mereka akan lebih bersemangat menjalani proses belajar mengajar yang menyenangkan.***
*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya