beritakepri.id, TANJUNGPINANG — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang menggelar rapat korodinasi melalui Video Conference (Vidcon) bersama Kepala Pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Musni Hardi K. Atmaja dalam rangka mengendalikan inflasi di Kota Tanjungpinang akibat dampak pandemi Covid-19. Rapat dipimpin langsung oleh Plt. Wali Kota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP yang berlangsung di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Jumat (29/5).
Menurut data yang dipaparkan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri dan BPS Kota Tanjungpinang, menjelaskan bahwa di bulan Mei 2020, Tanjungpinang diperkirakan akan tetap terkendali di kisaran 0,0 – 0,20 (mtm) dan 0,2 – 0,6 % (yoy). Terdapat beberapa resiko peningkatan harga yang perlu diwaspadai beberapa potensi resiko pendorong inflasi di kepri pada Mei 2020 antara lain terganggunya pasokan dan distribusi bahan pangan seiring dengan berkembangnya penyebaran Covid-19 dan terbatasnya aktivitas penerbangan.
Lebih lanjutnya, cenderung meningkatnya permintaan bahan pangan masyarakat pada Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Meningkatnya ekspektasi inflasi pedagang dan konsumen pada Ramadan hingga Idul Fitri. Potensi peningkatan harga bawang merah seiring dengan terbatasnya pasokan ditengah musim panen yang baru dimulai pada sentra bawang merah dan kenaikan harga emas perhiasan seiring tren kenaikan harga emas dunia.
“Deflasi di Kota Tanjungpinang bulan April 2020 sebesar 0,23 %. Lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang masih terus stabil dan terkendali. Ini merupakan suatu prestasi bagi Kota Tanjungpinang yang harus terus dijaga,” ungkapnya.
Adapun komoditas dominan pemicu deflasi di Kota Tanjungpinang bulan April meliputi angkutan udara, cabe merah, biaya pulsa ponsel, cabe rawit, udang basah dan lainnya. Sedankan komoditi yang memberikan andil inflasi meliputi, emas perhiasan, rokok, Ikan tongkol, daging ayam ras dan lainnya.
Sementara itu, Perwakilan Bulog mengatakan ketersediaan stok beras yang tersedia saat ini di gudang Bulog Tanjungpinang sebanyak 2.300 ton. Sedangkan dengan permintaan penambahan saat ini komoditi yang lainnya seperti minyak goreng, gula, dan daging beku, dengan data yang ada saat ini ketersediaan yang ada di gudang Bulog Tanjungpinang tergolong aman dan mencukupi untuk 3 bulan kedepan.
Plt Wali Kota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP dalam sambutannya mengatakan rapat ini dilaksanakan dalam rangka menyusun rencana kegiatan kedepannya. Apalagi saat ini Kota Tanjungpinang juga dihadapkan dengan wabah corona (Covid-19), wabah ini juga perlu penanganan yang serius. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan stok pangan seperti kegiatan pemantauan harga pasar, menjaga ketersediaan stok dan dan kelancaran distribusi dan lain sebagainya.
“Saya sangat mengapresiasi atas kerja keras tim TPID Kota Tanjungpinang yang sudah bekerja dengan baik dan maksimal dalam mengendalikan Inflasi selama ini di Kota Tanjungpinang. Semoga dapat terus dijaga dan dikawal dengan baik hal yang sudah kita laksanakan ini. Serta mari kita berdoa semoga musibah ini segera berakhir dan perekonomian Kota Tanjungpinang bisa kemabali normal seperti biasanya,” ucap Rahma.
Dalam rapat koordinasi tersebut turut wali kota didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Irwan.S.Sos, Kabag Ekonomi, Nopirman Syahputra, SE.Ak,CA, Kabag Prokompim, M. Tri Putranto, S.STP serta diikuti perwakilan Bulog, Dishub, DP3, Dinsos, BUMD, BPS, Karantina Pertanian dan Perikanan, BMKG, dan OPD se-Kota Tanjungpinang.(BK/R)