beritakepri.id, TANJUNGPINANG – Kepulauan Riau akan menjadi saksi sejarah penting dalam dunia seni bela diri tradisional Indonesia. Pada akhir tahun ini atau awal tahun 2025 mendatang, Tanjungpinang akan menjadi pusat perhatian dengan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan dan menggaungkan kembali silat tradisi, seni bela diri yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Melayu.
Syahrim, Ketua DPW Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kepulauan Riau yang baru dilantik, menyatakan optimisme dan semangatnya dalam merealisasikan mimpi besar ini. Salah satu puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah upaya pemecahan rekor MURI untuk kategori silat tradisi. “Ini adalah langkah penting untuk menjaga kelestarian silat tradisi di Kepulauan Riau. Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa silat bukan hanya sekedar olahraga, tetapi juga warisan budaya yang harus dijaga,” ungkap Syahrim.
PPSI Kepulauan Riau, meskipun baru saja dilantik, sudah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga warisan budaya ini. Sebagai organisasi besar yang bergerak di bidang pelestarian silat tradisi di tingkat nasional, PPSI akan menggelar sejumlah kegiatan penting di Tanjungpinang. Salah satunya adalah pagelaran silat di Pulau Paku, sebuah pulau yang memiliki nilai sejarah penting dalam kelahiran Tanjungpinang dan kemenangan perang Riau yang dipimpin oleh Raja Haji.
Selain itu, akan ada Regalia Pagelaran Silat Tradisi yang memanfaatkan spot-spot ikonik di Tanjungpinang, seperti Tepi Laut, Monumen Kapal di Bandara, Taman Batu 10, Taman Migas, Monumen Trimatra, dan beberapa lokasi menarik lainnya. Puncak dari rangkaian acara ini adalah agenda akbar pemecahan rekor MURI dalam kategori silat tradisi, sebuah peristiwa yang diharapkan dapat memperkuat identitas budaya lokal sekaligus menarik minat pariwisata.
Secara terpisah, Ketua Lembaga Pelestari Nilai Adat dan Tradisi Kepulauan Riau, Dato’ Sri Perdana Yoan S. Nugraha, menyatakan dukungannya terhadap rencana gemilang ini. “Saya sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh PPSI. Harapan saya, ini tidak hanya berdampak pada kebudayaan dan pariwisata Tanjungpinang, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan kejayaan Melayu dalam dunia bela diri,” ujarnya.
Dengan serangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan, diharapkan bahwa eksistensi dan kelestarian silat tradisi di Kepulauan Riau dapat terus terjaga dan bahkan semakin kuat, menjadikan Tanjungpinang sebagai pusat kebudayaan dan pariwisata yang berdaya saing tinggi di masa depan.***
Penulis : Red/Hasyim
Editor : Redaksi