beritakepri.id, TANJUNGPINANG — Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri menggelar Lokakarya Manajemen Seni Pertunjukan yang dihadiri sekitar 50 orang pegiat seni budaya se Kepri di Hotel Comforta, Jumat (13/03/2020) hingga Sabtu (14/03/2020). Kegiatan yang dilaksanakan dua tahun sekali ini menghadirkan narasumber kompeten dibidangnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Yerri Suparna yang membuka secara resmi kegiatan ini mengatakan, manajemen pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir. Manajemen pertunjukan mutlak harus dipahami seniman yang biasa tampil atau mengemas acara kesenian di atas panggung. Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan di dalam mewujudkan harapannya untuk memproduksi karya secara maksimal.
Dia mengapresiasi kiprah pelaku seni yang ada di Kepri selama ini. Secara kualitas cukup dapat dibanggakan dan menoreh banyak prestasi baik di tingkat lokal hingga nasional. Itu merupakan asset yang selain harus diertahankan, tentunya harus pulau semakin ditingkatkan.
“Dengan dengan adanya kegiatan Lokakarya Menejemen Seni Pertunjukan ini juga nantinya bisa melatih dan mempersiapkan SDM dengan serangkain pelatihan berbasis kompetensi,” katanya.
Seni pertunjukan dapat dikelompokan menjadi dua aspek dalam pandangan manajemen, yaitu fungsi manajemen secara horizontal dan fungsi manajemen secara vertical. Fungsi manajemen secara horizontal lebih mengacu pada kelembagaannya dan fungsi manajemen secara vertical mengacu pada cakupan bidang kegiatan keseniannya.
Kepala Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri, Toto Sucipto yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan ini mengatakan, pemerintah menginginkan agar masayarakat dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. Terutama dalam bidang kesenian dan budaya. Sehingga nilai seni dan budaya itu sendiri dapat terjaga dan tidak terpengaruh oleh nilai modernisasi.
“Oleh karena itu diharapkan kepada semua tenaga/pelaku dan lembaga kebudayaan ikut serta berpartisipasi aktif sesuai potensi masing-masing. Ikut aktif, tidak hanya pasif atau menunggu,” ujarnya.
Toto mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan Kepri, karena melalui kegiatan ini dapat mensosialisasikan program-program untuk pemajuan kebudayaan.(BK/R)