Beranda Berita Utama Kehadiran Big Data Mempengaruhi Masa Depan Pekerja Era Revolusi Industri 4.0

Kehadiran Big Data Mempengaruhi Masa Depan Pekerja Era Revolusi Industri 4.0

0
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri, Hadi Prabowo.

beritakepri.id, TANGERANG — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri, Hadi Prabowo menegaskan Revolusi Industri 4.0 bukan merupakan suatu ancaman. Hal itu, ia ungkapkan dalam Asia Mayors Forum di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tengerang, Banten, Kamis (21/03/2019).

Indonesia diperkirakan akan terus mengalami penurunan rasio ketergantungan penduduk non produktif terhadap penduduk berusia produktif hingga mencapai titik terendah pada tahun 2020. Pada saat itu Indonesia akan didukung oleh 60 pekerja produktif untuk menopang sekitar 100 orang penduduk.

Dengan dukungan tersebut termasuk mendorong penduduk usia produktif untuk menginvestasikan pendapatannya, maka bonus demografi berpotensi untuk diraih sebesar-besarnya 0,6 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Kuncinya ada pada penciptaan tenaga kerja yang kualitasnya sesuai dengan pasar kerja, kuantitasnya juga harus tersebar merata di wilayah Indonesia. Masa depan pekerja dalam era revolusi industri 4.0 akan banyak dipengaruhi oleh kehadiran big data. Big data ini memiliki peluang menjanjikan untuk merevolusi dunia industri,” terang Hadi.

Dalam konteks Indonesia, kemajuan teknologi informasi dapat dilihat dari meningkatnya pengguna internet. Pesatnya penggunaan internet bahkan menempatkan Indonesia di peringkat 6 sebagai negara yang rakyatnya menggunakan internet di seluruh dunia.

Dengan angka pertumbuhan ekonomi melalui jasa internet tersebut menegaskan bahwa revolusi industri 4.0 bukanlah sebuah ancaman. Sebaliknya, dapat dijadikan peluang untuk kemajuan bangsa dengan dukungan dari seluruh masyarakat.

“Pertumbuhan nilai penjualan bisnis online setiap tahun meningkat 40 persen. Indonesia juga merupakan negara dengan pertumbuhan e-commerce terbesar bahkan diprediksi pada tahun 2020 akan mencapai 130 Milliar USD, dengan angka pertumbuhan sekitar 50 persen. Berdasarkan data dan informasi tersebut jelas bahwa revolusi industri 4.0 bukanlah suatu ancaman dan tak perlu dijadikan beban bagi masyarakat maupun pemerintah,” tegas Hadi.(BK/R)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here