Beranda Kolom Opini Menyiapkan Generasi yang Kompetitif di Era Global

Menyiapkan Generasi yang Kompetitif di Era Global

0
Untung Wahyudi-F-Dok Pribadi

Oleh: Untung Wahyudi

Saat ini kita memasuki era global yang memerlukan persiapan matang dalam menyiapkan generasi mumpuni yang siap bersaing di dunia industri. Jangan sampai generasi masa kini menjadi generasi yang cuek menghadapi persaingan di era global. Generasi muda harus menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di masa akan datang.

Untuk mengatasi krisis generasi yang mumpuni dan siap terjun ke dunia kerja, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada medio Juni 2022 meluncurkan program Merdeka Belajar ke-20: Praktisi Mengajar. Lewat program ini, para praktisi diharapkan bisa berbagi ilmu dan informasi di perguruan tinggi.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjelaskan, program Praktisi Mengajar akan semakin menguatkan upaya mentransformasi sistem pendidikan tinggi. Dengan hadirnya praktisi yang mengajar di kampus maka keterlibatan praktisi dalam perencanaan maupun proses pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal. Dosen akan memperoleh pengetahuan terbaru tentang dunia industri dan mahasiswa bisa bertatap muka langsung dengan praktisi. Nadiem menambahkan, melalui program Praktisi Mengajar kita berharap iklim pembelajaran di kampus akan ikut ter-upgrade, sesuai dengan indikator kinerja perguruan tinggi yang ditargetkan (kemdikbud.go.id).

Baca Juga :  Terpilih Secara Aklamasi Jadi Ketua Pelti, Khazalik: Mari Bangkitkan Tenis di Kepri

Praktisi Mengajar Angkatan 2

Tak terasa setahun sudah program Praktisi Mengajar digulirkan. Kepala Program Praktisi Mengajar dan Wirausaha Merdeka, Gamaliel Waney, sebagaimana dikutip dari laman kompas.id, menjelaskan bahwa, tahun lalu, mahasiswa yang ikut dalam kelas kolaborasi Praktisi Mengajar berjumlah 159.000 orang. Tahun ini, Kemendikbudristek kembali melaksanakan program Praktisi Mengajar Angkatan 2 untuk Tahun Ajaran Genap 2022/2023. Sebanyak 10.577 praktisi menjadi pengajar di 245 perguruan tinggi yang bermitra dengan Kemendikbudristek. Nadiem Makarim berharap, keterlibatan praktisi diharapkan bisa menyesuaikan kebutuhan dunia kerja dengan ketersediaan lulusan perguruan tinggi.

Dilansir dari unj.ac.id (17/5/2023), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), bersama 229 perguruan tinggi dari total 245 pergruan tinggi pelaksana, turut serta menandatangani perjanjian kerja sama pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Angkatan 2 Tahun 2023. Kegiatan ini dilakukan sebagai ajang memperkuat komitmen dan sinergi Perguruan Tinggi Pelaksana, Tim Pelaksana Program, serta pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program.

Melahirkan Lulusan yang Siap Kerja

Saat ini banyak yang sudah lulus dari perguruan tinggi, tetapi belum juga mendapatkan pekerjaan. Para sarjana muda banyak yang bingung mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka. Dengan program Praktisi Mengajar yang digagas Kemendikbudristek, perguruan tinggi bisa lebih siap melahirkan lulusan yang siap kerja dan bersaing di dunia industri. Tidak ada istilahnya sarjana pengangguran seperti yang selama ini sering kita dengar.

Baca Juga :  MTI : Taxi Bandara Hang Nadim dan Pelabuhan Telaga Punggur Harus Melakukan Evaluasi Tarif

Program Praktisi Mengajar yang saat ini sudah terlasana sebanyak dua angkatan, diharapkan mampu membuat para mahasiswa siap bersaing memasuki dunia kerja. Saat lulus nanti, mereka tidak perlu lagi kebingungan mencari pekerjaan, alih-alih menganggur.

Dukungan dari Berbagai Pihak

Untuk memajukan pendidikan di Indonesia, selama ini Kemendikbudristek telah melakukan berbagai terobosan, salah satunya dengan program Merdeka Belajar. Beberapa program yang diinisiasi Kemendikbudristek harus selalu didukung sehingga program demi program bisa berjalan dengan baik.

Najwa Shihab, pendiri Narasi TV sekaligus host yang terkenal lewat program Mata Najwa menyatakan, program Praktisi Mengajar merupakan inisiatif yang penting dan bermanfaat. Wanita yang akrab disapa Nana tersebut meyakini program ini bermanfaat bagi semua pihak.

Sementara itu, rektor Universitas Cendrawasih, Apolo Sapanfo, menyampaikan bahwa, program Praktisi Mengajar sangat dibutuhkan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, kualitas, kualifikasi, serta keterampilan yang tinggi.

Baca Juga :  Parade Tari Modern Kepulauan Riau 2019: Tari Melayu Bercerita Bergerak Bertenaga

Dukungan bagi program ini juga datang dari kalangan mahasiswa yang menilai bahwa program Paktisi Mengajar membawa pembaharuan pada sistem pembelajaran di kelas. Marsella Silvia, mahasiswa Universitas Bandar Lampung, menyatakan ada dua manfaat ketika praktisi dan dosen berkolaborasi untuk mengajar di kelas. Pertama, mahasiswa dapat mempelajari keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan nonteknis (soft skills) yang diperlukan di dunia kerja nanti. Kedua, dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, mahasiswa Indonesia dapat bersaing tidak hanya dalam lingkup Nasional, tapi juga dalam lingkup Internasional (kemdikbud.go.id).

Begitulah. Program Merdeka Mengajar: Praktisi Mengajar yang telah berlangsung dan melibatkan para praktisi, diharapkan bisa membuat mahasiswa lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Dengan adanya program ini, para sarjana tidak perlu kebingungan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilannya. Semoga program Praktisi Mengajar yang diinisiasi Kemendikbudristek akan terus berlangsung.

*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya. Kini menetap di Sumenep, Madura, Jawa Timur

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here